Kelas
3-E adalah mimpi buruk bagi para siswa SMP Kunugigaoka. Kelas yang notabene
diisi para siswa “yang terbuang” ini harus terpisah dari kemegahan sekolah.
Aura depresif tergambar begitu jelas dari para siswa penghuni kelas 3-E yang
bermasalah. Namun semua perlahan berubah ketika satu mahkluk berwarna kuning berwujud
gurita yang entah darimana datangnya menjadi guru mereka. Makhluk yang
belakangan dipanggil Koro-Sensei tersebut punya rencana ekstrim akan menghancurkan
bumi dalam jangka waktu setahun ke depan. Sebelumnya ia telah sukses menghilangkan
70% bentuk bulan. Kelas 3-E mengemban misi berat untuk membunuh makhluk
tersebut sebelum aksinya dapat terealisasi. Dibawah arahan guru sekaligus
mentor mereka, Karashuma, mereka pun belajar menjadi pembunuh. Tentu itu semua
tidak mudah, karena Koro-Sensei bukanlah makhluk biasa.
Unik.
Mungkin salah satu kata yang tepat untuk mendefinisikan anime yang memulai masa
penayangannya sejak 9 Januari 2015 ini. ‘Assasination
Classroom’ atau dalam bahasa Jepang disebut Ansatsu Kyoushitsu memang sudah
terlihat unik dari luarnya. Berlatar kehidupan sekolah, ‘Assasination Classroom’
memang tidak seperti school anime
pada umumnya. Membawa setnya pada satu kelas terasing di sebuah sekolah yang
diisi oleh sekumpulan siswa-siswa bermasalah mulai dari akademik, prestasi
sampai sikap mereka sehari-hari. ‘Assasination Classroom’ jelas sesuai judulnya.
Satu kelas yang terletak jauh didalam hutan itu dicetak menjadi kelas pembunuh.
Pembunuh untuk gurunya sendiri. Guru yang dimaksud disini jelas bukan guru
biasa. Ia adalah sesosok makhluk nyentrik berwarna kuning super cepat yang mesum. Yang
mendedikasikan dirinya untuk mengabdi dikelas 3-E sebagai guru sebelum
menuntaskan misinya menghancurkan bumi.
Koro-Sensei
yang punya tawa khas ini memang menjadi tajuk utama. Sosoknya yang kelewat unik
adalah faktor utamanya. Sebagai seorang guru, dia berada dalam taraf ideal
sebagai seorang guru. Tidak hanya pengetahuannya yang luas, metode mengajarnya pun
mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Cara mengajarnya juga
sangat efektif untuk memunculkan potensi yang dimiliki masing-masing anak
didiknya. Hal ini sangat terlihat dari cara ia berkomunikasi dengan siswa,
mendekati siswa dan memotivasi mereka. Artificial
intelligence macam Ritsu pun kena cipratan tangan dingin Koro-Sensei selaku
guru. Disisi lain, Koro-Sensei sendiri hampir seperti badut dimata para
muridnya. Gerak-geriknya seringkali memunculkan kebodohan-kebodohan yang tak
pernah kita duga. Disitulah letak keunikannya.
Seperti
halnya Koro-Sensei yang penuh warna berdasarkan emosi didalamnya, ‘Assasinantion
Classroom’ pun hadir dengan berbagai ledakan setiap episodenya. Semua jenis
hiburan dalam tontonan ada disini. Kita bisa melihat adegan aksi, kita bisa
merasakan ketegangan, kita bisa merasakan drama penuh emosi, kita juga bisa
merasakan humor yang begitu menggelitik. Tak ketinggalan pula sempilan kritik
sosial yang kental terasa. Setiap episode yang memulai judul dengan “Waktunya...”
ini sukses menghadirkan senyuman, ketegangan, haru, kehangatan, gregetan, bahan
pemikiran sampai sajian humor penuh tawa.
Sebagai
anime yang menghadirkan pelatihan membunuh sebagai premisnya, ‘Assasination
Classroom’ cukup lugas dalam menghadirkan sisi tersebut. Berbagai metode
tentang cara membunuh pun telah banyak diungkap. Strategi, persiapan, perencanaan,
proses, antisipasi sampai memunculkan naluri serta insting membunuh dari dalam
diri masing-masing. Pelatihan pembunuhan inipun perlahan tapi pasti membawa
mereka pada fase pengembangan kemampuan diri. Pelatihan pembunuhan ini sendiri tidak
berbeda jauh dengan pembelajaran sekolah seperti biasanya. Malah jika dilihat
lebih dalam, ada visi yang mengarahkannya kesitu. Namun disamping berbicara
tentang pembunuhan, sesungguhnya ada isu besar yang cukup berat yang coba
diangkat disini. Isu yang terasa sangat familiar yang mungkin saja terjadi juga
disekitar kita terutama terkait dengan pendidikan. Meskipun porsinya tidak
terlampau besar tapi sedikit banyak hal itu membawa perenungan dan pemikiran
tersendiri. Pendidikan adalah hak paling dasar yang dimiliki semua orang, tapi
bagaimana jika pendidikan itu sendiri dibuat untuk melemahkan para peserta
didiknya? Bagaimana jika sistem yang dianutpun turut memberi kontribusi untuk
itu?
Diskriminasi
menjadi isu kentara ketika kita melihat sebuah kelas yang harus terisolasi dari
sekolahnya sendiri. Isu diskriminasi ini menjadi semakin pelik ketika
dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pihak yang maunya menang sendiri. Kepentingan-kepentingan
tertentu merekalah yang akhirnya melahirkan konspirasi besar guna mewujudkan
misi membunuh harapan para siswa dengan melemahkan sikap mental mereka dari
segala aspek. Sehingga dimasa depan mereka hanya akan menjadi kumpulan manusia
lemah yang tak memiliki harapan. Lebih parahnya lagi, seluruh siswa SMP
Kunugigaoka selain kelas 3-E di doktrin untuk membenci siswa-siswa kelas 3-E
yang dianggapnya sebagai kumpulan para pecundang. Dan menjadi aib paling kotor apabila
mereka harus terlempar ke kelas 3-E. Sistem pendidikan yang seperti inipun hanya
akan melahirkan manusia-manusia korup yang tak bertanggung jawab dimasa depan. Profesi
guru pun tak lepas dari objek satirikal-nya. Ya, pada faktanya memang masih
banyak oknum guru yang kadang tak sesuai dengan keagungan profesi
mereka. Pahlawan tanpa tanda jasa.
Sedikit
beralih pada karakter, ada begitu banyak karakter disini yang berpotensi
menghasilkan karakter kosong. Dan dalam perjalananannya, meski tidak sampai
seluruhnya terekspos tetapi cukup banyak karakter yang muncul dan menciptakan
moment-nya sendiri. Dengan kata lain, meski kapasitasnya berbeda-beda tapi
masih ada kesan loveable dan memorable lewat kehadiran mereka.
Mungkin perkembangannya tidak sampai yang taraf maksimal tetapi sudah cukup
menghindarkannya dari kesan kosong tersebut. Khusus untuk Nagisa, dia memiliki
peran yang cukup sentral ditengah keambiguannya.
‘Assasination
Classroom’ masih memiliki banyak waktu untuk memaksimalkan segala potensi yang
dimilikinya di season kedua nanti. Beberapa
hal yang masih sebatas sub-plot di season pertama sangat bisa dimunculkan
guna memperkaya konflik dan menjawab sisi misterinya. Seperti motif Koro-Sensei
yang sampai saat ini masih menjadi misteri walaupun kilatan-kilatan masa
lalunya sudah sempat kita saksikan. Dan sejauh ini, ‘Assasination Classroom’ hadir
sebagai salah satu dari anime paling memuaskan di tahun ini. Anime paket komplit
yang tidak hanya menyajikan hiburan maksimal tapi juga memberi sentuhan
emosional dan perenungan.
Skor: 8/10
Skor: 8/10
0 comments
Post a Comment